akad #2
Cinta Rinjani
"Tok tok tok" suara jari
jemari cinta mengetuk-ngetuk atas meja yang ada di pojokan kamarnya
terlihat cinta sedang gelisah dudah seminggu tanpa hp tanpa gadget
apapun buat hubungin sang apacar (Badai) saja tidak makan juga sehari
sekali, cinta dalam tekanan karena sang ayah mau mengirim dia untuk
kuliah di Australia secara kan ayahnya tajir pengusha batu bara gitu
wkwk
Ia tidak ingin berpisah
dengan sang kekasih cinta kepengennya kuliah di indonesia saja ga usah
sok-sokan kuliah di luar negeri gitu. Ia ingin hidupnya lebih
menyenangkan sedikit saja kan sudah keluar SMA jadi berasa udah dewasa
lah udah bisa memilih yang terbaik juga, tapi apa daya yang namanya
orang tua, bner gak ? Pasti sayang sama anak-anaknya gamau kurang
pendidikan ya pasti pengen yang terbaik pastinya.
Sekelebat pertanyaan
menghinggapi benaknya. Mengapa hidup harus membosankan seperti ini ? Ia
ingin hidup lebih bergairah tanpa paksaan tanpa tekanan, ia tidak ingin
hidup monoton seperti pulang sekolah gak boleh keluar rumah paling bisa
di bolehin nganter si kimcil jalan-jalan (anjing jenis cihuahua
kesayangan bapaknya).
Ia terus menatap keluar
dari bilik jendela kamar lantai duanya dengan muka kusam pandangan
kosong. "Dada ku sesak,berat, mati pun pasti tak ada rasa karena seluruh
rasaku telah kuberi padamu" gumam cinta dalam hati.
"Tok.. Tok.. Tok" suara mengetuk pintu
Cinta mirik ke arah pintu dengan muka tidak peduli dia hanya mendengus dan kembali menatap ke arah luar jendela.
Kembi pintu di ketuk dan
cinta masih tetap dengan ketidak peduliannya. Ia berdiri menuju kasur
dan berbaring dengan selimut di tutupkannya ke seluruh badannya. Waktu
menunjukan pukul 17:15 WIB dengan sinar mentari yang masih masuk ke
kamar cinta.
"Cinta bangun makan sore di luar yu mumpung ayah lagi ada di rumah" ajak ayah cinta di depan kamar cinta
Ayahnya membuka pintu
kamar setelah tidak ada jawaban dari cinta dia melirik ke arah meja tapi
cinta tidak ada lalu dia tau cinta berbaring di tempat tidurnya.
"Cin.. Cinta.." panggil ayah sambil mengelus kepala cinta
Nampaknya cinta tertidur
dengan pulasnya dengan muka pucat dan sedikit demam padahal hari
besoknya dia harus berangkat ke Australia.
Ayahnya perlahan
meninggalkan cinta dengan raut wajah khawatir dengan keadaan cinta. Dia
tahu sudah seminggu tidak pernah keluar kamar dia juga tahu cinta tidak
menggunakan alat apapun selama itu tetapi keadaan itu tidak mengurungkan
niatnya untuk mengirim anaknya kuliah di Luar Negeri.
Ayahnya harus kembali
berangkat menuju Surabaya karena ada urusan bisnis dia hanya
mempercayakan cinta pada pembantunya saja. Setelah kematian ibunya cinta
5 tahun silam ayahnya belum juga menemukan calon ibu buatnya. Cinta
adalah anak tunggal tidak heran ayahnya sangat sayang padanya tetapi
urusan pekerjaan jadi pemisah buat keharmonisan antara anak dengan
ayahnya.
"Krubukkk.. Krubukkk.." suara perut yang terdengar dengan merdunya.
Cinta terbangun dan jam
di lihatnya yang menunjukan pukul 22:35 WIB sudah larut malam ia belum
juga makan hanya pagi saja sepotong roti dan air susu satu teguk,
tinggal beberapa jam saja ia harus berangkat ke Negeri orang.
Ia menyingkirkan slimbut
dari badannya lalu turun dari tempat tidurnya dengan badan memasnya ia
tak mampu berdiri "brukkk" ambruklah ia ke lantai dengan pamdangan yang
muram ia rasakan.
"Bi... Bi..." panggil cinta dengan suara agak pelan
Tidak ada jawaban hanya hening dimalam hari seperti biasanya.
Bi ijah kedapatan lagi di lantai bawah yang sedang beres-beres dan mempersiapkan pembekalan buat cinta untuk esok hari.
Cinta memaksakan diri dengan tenaga yang tersisa ia berdiri dan menuju lantai bawah untuk makan.
"Bi..Bi.." panggil cinta kembali
Akhirnya bi ijah mendengar panggilan itu dan menghampiri cinta yang sedang terhuyung di tangga sembari memegangi besi di tangga.
"Non... Nona kenapa
,kenapa bisa seperti ini" bi ijah dengan paniknya menanyai cinta sambil
di pundaknya tangan cinta ke pundaknya.
Lalu di senderkanlah
cinta di sofa dan bi ijah membawakan segelas air putih lalu di minumlah
air itu oleh cinta dengan tubuh lemasnya cinta malah batuk-batuk karena
mual yang di rasa.
Saat ini ia hanya ingin
bertemu dengan Badai seminggu tak jumpa tak ada kabar membuat ia lemah
hingga membuatnya sakit seperti itu. Cinta memandang bi ijah dan meminta
tolong buat di bawakan makan nasi goreng kesukaannya. Sesudah makan
cinta langsung kembali ke kamarnya tanpa minum obat apapun ia tertidur
kembali dan berharap Badai datang dalam mimpinya.
**Next pertemuan Badai dan Cinta ; antara senang, sedih dan kecewa**
***maaf ya dengan cinta yang lagi galau gak banyak ngmong dan cuma ngandelin narasi doang mudah"an gak bosen yah***
*Pembaca yang baik tidak lupa meninggalkan vote & komentar* 😊
Comments
Post a Comment